LANDASAN TEORI BELAJAR BAHASA
INDONESIA
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Tanpa
bahasa kita tidak bisa berkomunikasi maupun berinteraksi dengan orang lain. Selain
merupakan alat komunikasi, bahasa berfungsi sebagai identitas bangsa dan alat
pemersatu bangsa. Salah satunya yaitu
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah mampu mempersatukan berbagai lapisan
masyarakat yang berbeda latar belakang bahasa, suku, dan sosial budaya.
Sebelum menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
terlebih dahulu kita mengalami yang namanya belajar bahasa. Belajar bahasa
artinya belajar komunikasi. Setelah melalui proses belajar bahasa, kita juga
harus mengetahui bahwa di dalam menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi
terdapat landasan teori yang harus kita ketahui. Landasan Teori Belajar Bahasa
ada tiga macam yaitu: (1)Teori Behavioristik; (2) Teori Generatif yang terdiri
dari Teori Nativisme dan Teori Kognitivisme; (3) Teori Konstruktivisme. Ketiga
macam teori tersebut, nantinya akan di bahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang anda ketahui tentang Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran ?
2. Apa
yang anda ketahui tentang Landasan Teori Belajar Bahasa ?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran;
2. Mahasiswa
dapat menyebutkan dan menjelaskan Landasan
Teori Belajar Bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Belajar, Bahasa, Pembelajaran
1. Hakikat
belajar
·
Suatu aktivitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan , meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku,
sikap,dan mengokohkan kepribadian.
·
Usaha atau rekayasa pembelajaran yang
sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental untuk menghasilkan
perubahan yang posiftif.
2. Hakikat
Bahasa
·
Pengertian orang tentang bahasa sangat
beranekaragam bergantung kepada teori apa yanng di pakai. Karena setiap teori
yang dipakai mempunyai definisi yang berbeda anatara yang satu dengan yang
lain. (Soeparno, 2002) ;
·
Bahasa merupakan identitas suatu bangsa;
·
Bahasa merupakan alat komunikasi;
·
Bahasa merupakan alat pemersatu.
3. Hakikat
Pembelajaran
·
Usaha menciptakan sistem lingkungan yang
terdiri atas komponen pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media
pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya proses belajar secara optimal;
·
Proses mendidik atau membelajarkan
peserta didik untuk membantu menumbuhkan, mentranformasikan nilai – nilai
positif, memberdayakan, dan mengembangkan potensi kepribadian peserta didik.
·
Prinsip proses pembelajaran meliputi :
(1) Membentuk kreasi lingkungan yang
dapat membentuk struktur kognitif siswa; (2)Tipe pengetahuan yang harus
dipelajari ; (3) Melibatkan peran lingkungan sosial.
·
Prinsip pengelolaan pembelajaran
meliputi : (1) Interaktif (proses pembelajaran melalui proses iteraksi guru –
siswa; (2) Inspiratif ( proses yang
memungkinkan siswa mencoba dan melakukan sesuatu ); (3) Meyenangkan ( proses yang
dapat mengembangkan seluruh potensi siswa dan terbebas dari rasa takut dan
menegangkan ) ; (4) Menantang ( proses
yg menatang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ) Contoh : guru menyuruh siswa untuk presentasi ; (5) Motivasi (
dorongan yg memungkinkan siswa untuk bertindak.
B.
Jenis
Landasan Teori Belajar Bahasa
1.
Teori
Behavioristik
Menurut
teori Behavioristik, bahasa merupakan bagian yang fundamental dari keseluruhan
perilaku manusia. Teori ini lebih memperhatikan pada aspek yang dirasakan
secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan anatara stimulus dan respons
pada dunia sekelilingnya. Seorang behavioris menganggap bahwa perilaku
berbahasa yang efektif merupakan hasil repson tertentu yang dikuatkan dan
nantinya respon itu akan menjadi kebiasaan.
Contoh
: (Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi susu)
Maka
hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu , sang anak akan minta susu dengan
cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh skinner yang dikenal
dengan teorinya belajar disebut operant
conditioning. Konsep ini mengacu pada kondisi dimana manusia atau binatang
mengirimkan respon (ujaran atau kalimat) tanpa ada stimulus yang tampak.
2.
Teori
Generatif
a.
Teori
Nativisme
Teori
nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran bahasa ditentukan oleh
bakat. Lenneberg (1967) menyatakan bahwa bahasa itu merupakan perilaku khusus
manusia dan cara pemahaman tertentu, pengkategorian, kemampuan, dan mekanisme
bahasa yang lain ditentukan secara biologis. Teori Nativisme Chomsky dalam Hadley ( 1993 :48 ) mengatakan bahwa
hanya manusialah satu – satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan komunikasi
lewat bahasa verbal. Chomsky juga
menyatakan bahwa setiap anak lahir di dunia telah memiliki bekal dengan apa
yang disebutnya “ alat penguasaan bahasa” atau LAD ( Language Acquisition
Device).
McNeill
mendiskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa. Empat bakat bahasa tersebut
antara lain :
1. Kemampuan
membedakan bunyi ujaran dengan bunyi lain dalam lingkungan;
2. Kemampuan
mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang beragam;
3. Pengetahuan
adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem bahasa lain yang tidak
mungkin ;
4. Kemampuan
untuk tetap pengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang membentuk sistem
dengan cara yang paling sederhana dari data kebahasaan yang diperoleh.
b.
Teori
Kognitifisme
Slobin (1971) mengatakan bahwa dalam
semua bahasa, belajar semantik bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan
perkembangan itu di tentukan oleh kompleksitas semantik daripada kompleksitas
struktural.
Bloom (1976), penjelasan perkembangan
bahasa bergantung pada penjelasan kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui
anak menentukan kode yang di pelajarinya untuk memahami pesan dan
menyampaikannya.
3.
Teori
Konstruktivisme
Peneliti
bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan afektif
untuk dapat menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain, dan untuk keperluan
diri sendiri sebagai manusia.
a. Kognisi
dan perkembangan bahasa
Pieget menggambarkan perkembangan sebagai
hasil interaksi anak dengan lingkunganya, dengan interaksi komplementer antara
perkembangan kognitif perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penjelasan
tentang perkembangan bahasa anak tergantung pada penjelasan faktor kognitif
yang menjadi penyangga bahasa. Apa yang diketahui anak menentukan apa yang
mereka pelajari tentang kode bahasa.
Slobin
menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang tergantung pada perkembangan
kognitif dan urutan perkembanganya lebih ditentukan oleh kompleksitas makna itu
daripada kompleksitas bentuknya. Interaksi sosial dan perkembangan bahasa di
sekitar pembelajar akan berpengaruh dalam perkembangan kognitif karena disesuaikan dengan jenjang usia anak.
Kemampuan
Kognitif meliputi :
·
Pengetahuan : kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan,
urutan, metode, dan sebagainya.
·
Pemahaman : kemampuan menterjemahkan, menafsirkan , memperkirakan,
memahami isi pokok, mengartikan tabel , dan
sebagainya.
·
Penerapan :kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan,
mengunakan konsep , kaidah, prinsip, metode,
dan sebaginya.
·
Analisis :
kemampuan memisahkan, membedakan , dan sebaginya.
·
Sintesis :kemampuan
menyusun karangan rencana , program kerja , dan
sebaginya.
·
Evaluasi : kemampuan menilai berdasarkan nprma seperti menilai mutu
karangan.
Kemampuan Afektif
meliputi :
·
Peneimaan : Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan menerima
sebagaimana adanya.
·
Partisipasi :Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan.
·
Penilaian dan penentuan sikap :
kemampuan memberikan nilai dan menetukan
sikap.
·
Organisasi : kemmapuan membentuk system nilai sebagai pedoman hidup.
·
Pembentukan pola hidup : kemampuan menghayati nilai sehingga
menjadi pegangan hidup.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan :
1. Hakikat
belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan ,
meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan mengokohkan
kepribadian.
2. Hakikat
bahasa merupakan identitas suatu bangsa, alat komunikasi, alat pemersatu.
3. Hakikat
pembelajaran adalah usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas
komponen pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media
pengajaran, dan factor administrasi serta biaya proses belajar secara optimal;
4. Landasan
Teori Belajar Bahasa ada tiga macam yaitu: (1).Teori Behavioristik, (2). Teori
Generatif yang terdiri dari Teori Nativisme dan Teori Kognitivisme, (3). Teori
Konstruktivisme;
5. Teori
Behavioristik lebih memperhatikan pada aspek yang dirasakan secara langsung
pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respon pada dunia
sekelilingnya.
6. Teori
Nativisme lebih memperhatikan pada bakat sedangkan teori kognitifisme lebih
menekankan pada perkembangan kognitif;
7. Teori
Konstruktivisme menekankan pada kemampuan kognitif dan efektif untuk dapat
menjelajah dunia, berhubungan dengan orang lain dan keperluan diri sendiri.
8. Aspek
kognitif tang meliputi : Pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
9. Aspek
afektif meliputi : penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap,
organisasi, dan pembentukan pola hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penyusun. 2012. Mahir Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan
Soeparno.
2002. Dasar – Dasar Linguistik.
Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
http://landasanteoriberbahasaindonesia.com/
Post a Comment
komentar yang sopan sopan saja