Media belajar Media belajar Author
Title: SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYA
Author: Media belajar
Rating 5 of 5 Des:
SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYA A. PROSA LAMA 1. Dongeng Dongeng adalah prosa cerita yang isinya hanya khayalan saja, ha...
SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYA
A. PROSA LAMA

1. Dongeng

Dongeng adalah prosa cerita yang isinya hanya khayalan saja, hanya ada dalam fantasi pengarang.

Dongeng dibedakan menjadi :

a. Fabel, yaitu dongeng tentang kehidupan binatang. Dongeng tentang kehidupan binatang ini dimaksudkan agar menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya.

Contoh : Kancil dan kura-kura, si kancil yang cerdik ,dll .

b. Farabel, yaitu dongeng tentang binatang atau benda-benda lain yang mengandung nilai pendidikan. Binatang atau benda tersebut merupakan perumpamaan atau lambang saja. Peristiwa ceritanya merupakan kiasan tentang pelajaran kesusilaan dan keagamaan.

c. Legenda, yaitu dongeng yang dihubungkan dengan keajaiban alam, terjadinya suatu tempat, dan setengah mengandung unsur sejarah.

Contoh : Legenda Sangkuriang, Danau Toba, dll.

d. Mythe, yiatu dongeng yang berhubungan dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa, dan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan animisme.

Contoh : Mahabrata, Ramayana, Illias and Odyes

e. Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah meskipun tidak
seluruhnya berdasarkan sejarah.

Contoh : Lutung Kasarung, Ciung Wanara


2. Hikayat

Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita. Hikayat adalah cerita yang panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh- sungguh, tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal, penuh keajaiban. (Dick hartoko dan B. Rahmanto memberikan definisi hikayat sebagai jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang mirip cerita sejarah atau berbentu riwayat hidup.

Contoh : Hikayat Hang Tuah ,

3. Tambo

Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita kejadian atau asal-usul keturunan raja.

Contoh : Sejarah Melayu, Tambo Bengkahulu

4. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)

Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya adalah seorang kesatria yang gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan.


B. PUISI LAMA

1. Mantra

Mantra adalah kata-kata yang mengandung hikmat dan kekuatan ghaib. Mantra sering diucapkan oleh dukun atau pawang, namun ada juga seorang awam yang mengucapkannya.

Contoh :

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2. Bidal.

Bidal adalah pepatah atau peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Yang termasuk dalam kategori bidal adalah

a. Ungkapan, yaitu kiasan tentang keadaan atau kelakauan yang dinyatakan dengan sepatah atau beberapa patah kata.

Contoh :

Makan tangan = memperoleh keuntungan besar
Buah hati = kekasih atau orang yang sangat dicintai.

b.Peribahasa, yaitu kalimat lengkap yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dengan alam sekitar.

Contoh :

Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.

c. Tamsil, yaitu seperti perumpamaan tetapi dikuti bagian kalimat yang menjelaskan.

Contoh :

Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi,
Keras-keras kersik, kena air lemut juga.

d. Ibarat, yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi perbandingan dengan alam.

Contoh :
Seperti anjing makan tulang, Seperti durian dengan mentimun.

e.Pepatah, yaitu kiasan tetap yang dinyatakan dalam kalimat selesai.

Contoh :
Malu bertanya sesat di jalan
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.

f. Pemeo, yaitu ucapan yang terkenal dan diulang-ulang, berfungsi sebagai semboyan atau pemacu semangat.
Contoh :
Ladang Padang, orang Betawi
maksudnya berlagak seperti orang Padang padahal dia orang
Betawi atau orang Betawi yang berlagak kepadang-padangan.

3. Pantun, Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).

Ciri-ciri pantun adalah :

a. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait/kuplet.

b. Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).

c. Separoh bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separuh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan).

d.Sajak antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab /abc-abc / abcd-abcd/ aa-aa)
Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi :

a. Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait.

Contoh :

Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

b.Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.

Contoh :

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

c. Pantun berkait, yaitu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.

d.Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi.

Contoh :

Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu

e.Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).

Contoh :

Anak pak dolah makan lepat
makan lepat sambil melompat
nak hantar kad raya dah tak sempat
pakai sms pun ok wat ?

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi

a. Pantun anak-anak
- pantun bersuka cita
- pantun berduka cita

Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

b. Pantun muda
- pantun perkenalan
- pantun berkasih-kasihan
- pantun perceraian
- pantun beriba hati

Contoh :

Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

c. Pantun tua
- pantun nasihat
- pantun adat
- pantun agama

Contoh :

Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

d. Pantun jenaka

Contoh :

Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

e. Pantun teka-teki

Contoh :

Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

4. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris satu bait, kedua lariknya merupakan kalimat majemuk yang selalu berhubungan menurut hubungan sebab-akibat. Baris pertama merupakan syaratnya sedangkan baris kedua merupakan jawabannya. Gurindam berisi petuah atau nasehat. Gurindam muncul setelah timbul pengaruh kebudayaan Hindu.

Contoh :

Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat

5. Syair

Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang artinya perasaan. Syair timbul setelah terjadinya pengaruh kebudayaan islam. Puisi ini terdiri dari empat baris sebait, berisi nasehat, dongeng, dan sebagian besar
berisi cerita. Syair sering hanya mengutamakan isi.

Ciri-ciri syair

a. terdiri dari empat baris
b. tiap baris terdiri dari 4-5 kata (8-12 suku kata)
c. persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurna
d. tidak ada sampiran, keempatnya merupakan isi
e. terdiri dari beberapa bait, tiap bait berhubungan
f. biasanya berisi cerita atau berita.

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

6. Prosa liris (kalimat berirama)
Prosa liris adalah prosa yang di dalamnya masih terdengar adanya irama.

7. Puisi-puisi Arab
Bentuk-bentuk puisi Arab adalah

a.Masnawi (disthikon), yaitu puisi lama yang terdiri dari dua baris sebait.
Skema persajakannya berpasangan aa,bb,cc, … dan seterusnya) dan beiri puji-pujian untuk pahlawan.

b.Rubai (kuatrin), yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait.
Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.

Contoh :

Subhanahu allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

c.Kit’ah (quin), yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait.

Contoh :

Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang allah selalu
berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga

d.Gazal (stanza atau oktaaf), yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait.

Contoh :

Kekasihku seperti senyawa pun adalah terkasih,termulia juga
Dan nyawaku pun,mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika 1000 tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga
dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga

e. Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.

Contoh :

Sukar hendak menyelami
Perasaan dan hati wanita
Sama seperti sulitnya
Memahami bahasa ombak
Berdiri di tepian pantai
Aku terpesona oleh keindahan laut
Tiupan bayu serta
Lambaian pohon-pohon kelapa
Namun menatap wajah wanita
Aku tergoda oleh senyumannya
Yang menyalakan rindu
Seperti terdapat banyak wanita
Maka begitulah pula
Ada ramai lelaki
Namun ketiadaan wanita
Mampu menukarkan dunia
Menjadi sebuah padang sepi
Yang kosong dan bisu
Terima Kasih wanita
Tanpamu
Aku tak akan lahir ke alam ini!

Di samping yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa bentuk lain yang perlu dikenal walaupun sebenarnya tidak murni berasal dari Sastra Melayu. Bentuk tersebut adalah :

1. Kaba

Adalah jenis prosa lirik dari sastra Minangkabau tradisional yang dapat didendangkan. Biasanya orang lebih tertarik pada cara penceritaan daripada isi ceritanya. Kaba termasuk sastra lisan yang dikisahkan turun temurun.
Contoh :

adalah cerita Sabai nan Aluih.

2. Kakawin

Sejenis puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan mempergunakan metrum dari India (Tambo). Berkembang pada masa Kediri dan Majapahit. Penyairnya disebut kawi.

Contoh :

Ramayana, Arjunawiwaha, dan negarakertagama.

3. Kidung
Jenis puisi Jawa Pertengahan yang mempergunakan persajakan asli Jawa.

4. Parwa
Adalah jenis prosa yang diadaptasi dari bagian-bagian epos dalam bahasa sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam Bahasa Sanskerta. Kutipan-kutipan tersebut tersebar di seluruh teks parwa yang biasanya berbahasa Jawa Kuno.

5. Cerita Pelipur Lara

Sejenis sastra rakyat yang pada mulanya berbentuk sastra lisan. Bersifat perintang waktu dan menghibur belaka. Kebanyakan menceritakan tentang kegagahan dan kehebatan seorang ksatria tampan yang harus menempuh seribu satu masalah dalam usahanya merebut putri cantik jelita yang akan dipersunting. (Mirip dengan hikayat).

Contoh : Cerita si umbut muda, cerita sabai nan awih




About Author

Advertisement

Post a Comment

komentar yang sopan sopan saja

 
Top