Media belajar Media belajar Author
Title: ANEHNYA JANDA MUDA
Author: Media belajar
Rating 5 of 5 Des:
ANEHNYA JANDA MUDA                Semenjak kematian suaminya Dewi benar-benar merubah penampilannya, janda beranak satu itu terliha...

ANEHNYA JANDA MUDA

               Semenjak kematian suaminya Dewi benar-benar merubah penampilannya, janda beranak satu itu terlihat sering pergi ke salon. Tubuh yang molek dan sangat seksi tidak heran  jika uang hasil kerjanya hampir sebagian besar habis digunakan Dewi untuk perawatan. Dewi memang gadis yang glamour, tetapi dibalik keglamourannya dewi memiliki sifat yang dermawan,disetiap mendapatkan gaji hasil kerjanya dewi selalu memberikan sebagian uang untuk panti asuhan yang didirikan orangtuanya, hal itulah yang menyebabkan para warga menyukai sifat janda  itu, tetapi penampilan dan keindahan tubuh tetap yang utama bagi Dewi,
                Anang anak Dewi yang berusia dua setengah tahun sering dititipkan pada orangtua Dewi, kesibuka kerja sebagai pegawai Bank  yang menyebabkan Dewi harus menitipkan anak semata wayangnya, namu disetiap hari sabtu dan minggu Anang selalu bersama ibunya karena Dewi libur kerja. Disetiap pulang kerja  Dewi menyempatkan untuk menemui anaknya, membawakan roti coklat kesukaannya dan beberapa susu kalengan.
                Akibat kecantikannya ditempat kerja Dewi sering digoda para lelaki bahkan di rumah pun tak lepas dari godaan para lelaki genit yang sudah beristi, namun Dewi tidak mempedulikan ocehan itu, hanya membalas senyum manis. Hal itulah yang menyebabkan para istri cemburu pada Dewi janda cantik. Terkadang clotehan tidak enak menusuk relung hati Dewi ketika para istri mencubiri dengan kata jabalai.
                Janda berusia 29 tahun itu kini mengenal malam mingguan kemabli seperti masa mudanya dulu. Nurdin laki-laki yang lebih tua lima tahun darinya dan memiliki istri yang mandul sering sekali datang kerumah Dewi, terkadang membawa mobil-mobilan untuk anak Dewi  bahkan tak segan Nurdin membawa bingkisan-bingkisan dan memberi bunga mawar merah, lalu diam-diam mengajak kencan Dewi tanpa sepengetahuan istrinya. Hal itulah yang membuat Dewi terkesimah olehnya. Sosok lelaki yang tampan, mampu memberi pengertian tak seorang istri pun yang mau kehilang sosok suami sepertinya.
                Ketika jumat sore pulang kerja Dewi menjemput Anang mengajak pulang kerumah namun Anang tidak mau pergi dari rumah Neneknya, Anang justru menangis terisak-isak dan ahirnya Dewi kembali pulang. Tanpa sengaja Dewi bertemu Nurdin yang sempoyongan di tepi jalan, badannya lemas dan pucat. "Kenapa kamu Nur..?" tanya dewi dengan muka melas, sedangkan Nurdin hanya menatap lemah mengigit gigi hingga terlihat lekuk kerut di pipinya dan mengerang. "Kamu sakit..? ayo aku antar kedokter". Dewi tidak mengetahui bahwa punggung Nurdin tersayat senjata tajam. Setelah di dalam mobil Dewi barulah tau Nurdin tersayat samurai karena di rampok para preman, jam tangan seharga tiga juta,tas berisi laptop raib dirampas para preman itu, segera Dewi membawa kerumah sakit.
                Setelah dokter selasai menjahit lukanya Nurdin diperbolehkan pulang kerumah namun masih membutuhkan istirahat yang cukup, Dewi menuntun masuk kemobil dibantu suster. Ketika di perjalanan pulang masih kurang satu kilo meter Nurdin merintih kesakitan membuat Dewi tak tega  dan ahirnya mengajak Nurdin menginap dirumahnya.
               " Ahhhh,,,, ahhhh,, ahhhh,,,, sakit, ahhhhh. Jangan di pegang itunya, di lap saja". Ditengah malam Nurdin merintih kesakitan ketika Dewi membersihkan darah di  tubuhnya. Suara itu di dengar oleh warga yang kebetulan keliling ronda. Mereka penasaran ditengah malam ada suara laki-laki di dalam rumah seorang janda sedangkan batas bertamu hanya pukul 10.00 malam. Ahirnya mereka menyatroni rumah itu. Tuk ..tuk...tuk...."permisi mbak". tak lama Dewi membukakan pintu. 'Ada apa pak ? kok malam-malam kesini?", "maap mbak tadi terdengar suara laki-laki mengerang-ngerang di dalam rumah embak, apa ada seseorang sedang di rumah embak?" Tanya tukang ronda itu. Dewi justru membohongi mereka. Dewi takut warga membicarakan hal yang aneh-aneh apalagi Nurdin menginap di rumahnya. suara tadi hanya nada televisi yang lupa Dewi pelankan volumenya ketika hendak nonton sinetron pak .  Petugas ronda itu percaya tidak percaya akhirnya kembali melanjutkan rondanya.
                Istri Nurdin merasa khawatir kenapa suami tercinta tidak kunjung pulang akhirnya dia menelvon, tetapi Nurdin membohongi istrinya dengan beralasan kerja lembur agar sang istri tenang. Jika berkata jujur pasti istri Nurdin marah-marah karena ditengah malam Nurdin tidur di rumah seorang janda muda.
                Keesokan harinya Nurdin barulah pulang, janda muda itu benar-benar menghipnotisnya, bayangan yang berkelebat di otaknya hanya berisi Dewi yang merawat penuh kelembutan,senyuman manis, canda dan tawanya membuat Nurdin jatuh cinta hingga lupa sang istri. Dewi sering ditelvon dan di sms dengan kata-kata mesra.
                Sebuah permasalan yang besar terjadi tanpa terduga olehnya, ketika Nurdin pergi keluar kota dalam sebuah forum pertemuan Hpnya tertinggal di dalam kamar dan sialnya sang istri membaca semua sms. Setelah dia tau bahwa suaminya selingkuh, seketika HP dilempar hingga hancur berserakan, guci seharga sepuluh juta pun hancur karena kemarahannya, guling bantal semua berhamburan  dan tak luput foto pernikahan yang dibingkai tepat di atas tempat tidurnya dibanting hingga hancur berkeping-keping. Dasar laki-laki tidak tau d untung, bajingan tengik, godain janda murahan. Kemarahan itu tidak berhenti sampai disitu diambilah sebuah pisau dapur dan kemudian menuju rumah Dewi.
                Kemarahan itu tidak diperlihatkan di depan rumah Dewi, sikap santai tanpa ada rasa curiga membuat Dewi tiada penasaran sedikit pun. Dewi yang menuntun anaknya mepersilahkan masuk istri  Nurdin dan kembali menutup pintu, disela perbincangan istri Nurdin menyindir secara halus, tetapi sindiran itu menjadi adu mulut mereka saling mencaci maki, Dewi tak tahan dengan itu kemudian menghina. "Dasar wanita mandul tidak bisa memberi kepuasan suami". "Apa kamu bilang..? dasar wanita jablai, mati kamu wanita jablai, dasar janda murahan, ganggu suami orang. Mati kamuuuuuu". Istri Nurdin menusuk leher kemudian menusuk perut Dewi dengan pisau dapur, Lima kali tusukan tertancap tepat di perut, ahirnya Dewi tak berdaya kehabisan darah dan mati. Istri Nurdin pulang lewat pintu belakang rumah menyelinap-nyelinap hingga sampai rumahnya. Anang anak usia 2,5 tahun harus menyaksikan pembunuhan itu dan Anang hanya bisa menangis.
                Tangisan Anang terdengar warga sekitar yang membuat penasaran warga, mengetahui Dewi terbunuh mereka segera menelvon polisi. Tidak lama kemudia rumah Dewi penuh dengan warga yang mengerumpul, bahkan pembunuh Dewi ikut bergabung dikrumunan itu untuk menghilangkan curiga diantara warganya.
                Setelah polisi datang dengan dua mobil patroli  dan satu mobil ambulan sambil mengumpulkan saksi mata. "Adik jangan menangis lagi", kata polisi itu menenangkan Anang. "Siapa dek yang membunuh ibumu?", "wanita", "pisau", jawab Anang dengan kata yang belum jelas, orangnya seperti apa? "Tidak berkerudung", Anang kembali menangis meronta-ronta.
                Suasana desa kini menjadi mencekam, rumah-rumah semua tertutup rapat, takut akan tuduhan-tuduhan. Anehnya para wanita tidak lagi menggunakan pisau ketika hendak memasak, seketika pisau benar-benar lenyap, sayuran yang biasanya dicincang kini memasak sayuran tanpa di  iris. Perempuan yang awalnya tidak berkerudung menjadi berkerudung semua.
                Semenjak kejadian itu desa kami menjadi aneh terutama para wanita.
               
 post by nur wahyu
                 

About Author

Advertisement

Post a Comment

komentar yang sopan sopan saja

 
Top