BIODATA PENGARANG
Nama : Nur Wahyu Budiono
Lahir Di : Saleh Agung ,
Banyuasin, Palembang, Sumatra Selatan.
Tanggal Lahir : 21, Mei, 1992
Pernah sekolah di :
Sd N 1 Cempakan, Smp N 6 Makarti Jaya dan sedang kuliah di Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Alamat yang dapat
dihubungi sebagi berikut.
Nurwahyubudiono1@gmail.com
Tlp. 0817272708
Sajak
Nur Wahyu .B.
TESTIMONIUM SATRAWAN
CILIK
Nestapa di balik gaun
sastra
Masih juga menjadi
sastrawan cilik
Di-pi-cing-kan!
Menuntut otak untuk sebuah karya
Mengikuti alur jauh lebih rimba
Dengan testimonium tak guna
Kulihat begitu berani
bersorak kemenangan
Namun
tumpah darah penghabisan
Di ujung nisan kuahiri cerita
kapan dunia berpihak
padaku jua
Yogyakarta,
23 mei 2014.
INI RINDUMU, SETEVANI
Ini rindumu, Setevani
Melarikan jiwa yang tak
mampu hadir untukku
Kembali mengetuk dengan
bujuk rayu
Ini rindumu, Setevani
Hadir mencabut duri di
hati
Merayap, menyelinap,
dan berbaring di bolamataku
Ini rindumu, Setevani
Cintamu bersarang
Kau aku bahagia di saat rindumu rinduku bersujud mesra
Ini rindumu, Setevani
Berjuta butir air mata
menjelma sungai-sungai dan bekucurlah engkau
Hadir di balik gerimis
membawa berjuta benih rindu yang menancap di hatiku
Yogyakarta
2014.
SKANDAL RINDU
Butir air yang jatuh
bukanlah butir hujan turun
Menceritakan harapan
yang telah menjadi nama dari rangkuman perjalanan
Seperti nyanyian malam
pengantar mimpi.
Sejenak menghilang dari
pandanganmu
Bersama baris-baris
puisi yang masih menggantung
Saat kita sama-sama
berbohong tentang masa lalu
yang kini menjadi
kekasih para luka yang menari-nari dengan luka
Bersama selimut
keputusasaan yang membungkus kita dengan keraguan,
Lalu dibakarnya dalam sisa keping bara api
.
Selebihnya kita hanya
melewati hari-hari dengan tatap mata
yang tak pernah berhasil menyampaikan makna.
Selagi gelap kita tak
dapat bertukar pandang
Tapi aku yakin kau
selalu cantik seperti engkau yakin aku tak pernah jauh
Telingamu masih
mendengar detak kecil nada rindu dari ribuan mil
sayup matamu masih
terpelihara bayangan kubah diriku
Kenangan hanya rindu
yang tak dapat kau terjemahkan dalam bahasa hujan
Karena rindu kenangan
terpagar kata keramat.
Melumat.
Yogyakarta, 2014
NEGERI EDAN
Jika kau suka
Telanjang dan menarilah
Karena kau tahu ini
Negeri para pecundang
Telanjangilah kyai,
pendeta, pejabat, aparat, atau konglomerat
Sehingga mata ini tak
perlu sendu
Iri, curiga, malu juga
tak perlu
Telanjanglah!
Yogyakarta,
2014
RESAH DARI LEMBAH
Tekatku takkan salah
menghunjam arah
Aku pulang!
Membawa setenggok resah
yang kupikul dari lembah
Tidak kubiarkan
ketakutan menenggelamkan harapan
Aku datang.
Walaupun isyarat maut
mengiris urat nadi
Tetapi, secuil nyali
telah membasuh nyeri.
Apakah menarik jika Aku
mati sebelum menjadi apa?
Yogyakarta, 06, April, 2014
KACA
KEHIDUPAN
(Pandu telah
pergi)
Kulihat napasnya
sebatas asa
Sedang bersitan seribu
pedang
mengkoyak hati manisnya
Aku masih teringat saat itu
Allah huakbar......... Allah huakbar.........
Lailla........hailallah........
Menyaksikan malaikat minta izin mencabut ruhnya
Kutak sempat melihat sebongkah air mata
Melepas
kepergian
Hining, bening, wangi
melati.
Anak jalang ditelan
malang.
Tiada mori, tanah,
untukmu mati.
Yogyakarya, Mei, 2014.
FLAMBOYAN
Kau telah hadir
Ketika kupanggil dengan
segelintir
alunan nanda rindu
Hingga nyala mata
sesentir
yang cahayanya hampir
padam
Bercucurkan butir air
Sadar tak kau
Bunga yang kita tanam
kini telah mekar di Antah berantah.
Memetiknya adalah kata
sia-sia
Aku menyaksikan layu
kalut dan bergugurlah engkau
Yogyakarta, April, 2014
LAMPIONKU
Takkan
kusiakan
Penyaksian
terang bergaun petang
Dengan
jala sutra
Di
pagoda
Lebah
hutan jadi mangsa
Yogyakarta.
2014
ORTODOKS
Bianglala di atas nama
cinta
Serupa berhala maka
hancurlah
Yogyakarta
2014
KEBENCIAN TUAN
Di cinta
Mualaf
Di kafirkan
Yogyakarta. 2014
Post a Comment
komentar yang sopan sopan saja