CERITA
PENDEK
Cerita pendek atau yang lebih
dikenal dengan cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerpen mengisahkan
sepenggal kehidupan tokoh yang penuh
pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Tokoh dalam cerpen tidak mengalami perubahan nasib.
Adapun ciri-ciri sebuah cerpen
adalah sebagai berikut.
1. Bentuk
tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
2. Tulisan
kurang dari 10.000 kata.
3. Sumber
cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
4. Tidak
melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau
sarinya saja.
5. Habis
dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya.
6. Tokoh-tokohnya
dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
7. Penggunaan
kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
8. Meninggalkan
kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
9. Menceritakan
satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai
menimbulkan perubahan nasib.
10. Beralur
tunggal dan lurus.
11. Penokohannya
sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
Unsur yang
Membangun Sebuah Cerpen
A. Unsur
intrinsik
Merupakan
merupakan unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik itu
adalah:
1) Alur
Rangkaian
peristiwa yang membentuk sebuah cerita
Menurut Nurgiyantoro (1988), terdapat dua teknik
penyampaian cerita, yaitu alur progresif atau alur lurus, yang mengisahkan
rangkaian peristiwa secara kronologis, dan alur regresif (flashback) atau sorot
balik, yang urutan peristiwa ceritanya tidak kronologis atau tidak berurutan.
2.
Tokoh
Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh
biasanya memiliki watak , sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan
perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama),
antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.
3.
Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang
diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap
sesuatu.
4.
Latar
Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang
dan suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra
Jenis-jenis
latar :
a.
Latar waktu
Keterangan tentang kapan
peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.
b.
Latar tempat
Keterangan tempat peristiwa itu
terjadi. Misal di rumah, di sekolah.
c.
Latar suasana
Latar suasana menggambarkan peristiwa
yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.
1. Sudut
pandang
Posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
a.
Sudut pandang orang pertama
Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
b.
Sudut pandang orang ke dua
Menggunakan
kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
c.
Sudut pandang orang ke tiga
Menggunakan
kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku utamanya.
d.
Sudut pandang campuran
Menggunakan
kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.
6.
Tema
Gagasan utama/pikiran pokok. Tema merupakan pokok
pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita
dan mempunyai generalisasi yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema
sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya
bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi
sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.
7.
Gaya bahasa/diksi
Cara pengarang cerpen menggunakan bahasa atau pilihan
kata yang tepat, indah dan mudah dipahami.
Gorys Keraf membaginya menjadi empat kelompok, yaitu gaya bahasa perbandingan (metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori,
antitesis, dan sebagainya), gaya bahasa
pertentangan (hiperbola, litotes,
ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks, dan sebagainya), gaya bahasa pertautan (metonimis,
sinekdoke, alusi, eufemisme, elipsis, dan sebagainya), dan gaya bahasa perulangan (aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora,
simploke, dan sebagainya). Agar kalian lebih mengetahui gaya bahasa ini
secara mendalam, sebaiknya kalian mencari referensi lain mengenai gaya bahasa dari berbagai sumber. Baca dan
pelajarilah.
8.
Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya
kepada pembaca / pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
B. Unsur
Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar
karya sastra, tetapi secara tidak langsung unsur tersebut mempengaruhi karya
sastra. Contoh: latar belakang sosial pengarang, faktor ekonomi, budaya, dll.
Nilai-Nilai Di Dalam Cerita
Pendek
1.
Nilai
Agama
Nilai
agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang
bersumber dari agama tertentu.
2.
Nilai
Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai
dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika.Nilai moral dalam
cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
3.
Nilai
Budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai
yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu
daerah.
4.
Nilai
Sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai
yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.
Kaidah Dalam Cerpen
1.
Jalan
ceritanya disampaikan melalui dialog tokoh atau narasi pengarangnya.
2.
Cerpen
percakapan dapat berupa kalimat langsung/kalimat tidak langsung.
3.
Cerpen
menggunakan tanda petik ganda.
4.
Cerpen
tidak menampilkan kepada kita secara langsun tentang petunjuk lakuan.
5.
Cerpen
dapat berupa petunjuk pementasan dan juga dapat berupa tidak petunjuk
pementasan.
6.
Cerpen
bentuk ceritanya pendek dan memilki paragraf.
7.
Setting/latar
diuraikan dengan narasi.
8.
Dialog
tokoh-tokohnya tidak ada.
9.
Deskripsi
tokoh,penokohan,latar waktu,dan tempat diuraikan narasi.
Struktur
Cerpen
1. Abstrak
Bagian abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita.
Abstrak pada sebuah teks
cerita
pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui
tahapan
ini
2. Orientasi
merupakan struktur yang berisi pengenalan latar cerita
berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen.
Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca.
Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara
fisik maupun psikis.
3. Komplikasi.
Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian
itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Pada tahapan struktur ini, kalian
akan mendapati karakter atau watak pelaku cerita yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan
dalam ucapan dan tindakan tokoh. Dalam komplikasi itulah berbagai kerumitan
bermunculan. Kerumitan tersebut bisa saja terdiri lebih dari satu konfik.
Berbagai konflik ini pada akhirnya akan mengarah pada klimaks, yaitu saat
sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks ini merupakan
keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik
tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita
4. Evaluasi
penilaian terhadap jalannya cerita atau konflik
5. Resolusi
Pada resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari
berbagai konflik yang dialami tokoh. resolusi juga berkaitan dengan koda.
6. Koda/istilah
reorientasi.
Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat
dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda
ini bersifat opsional.
menarik sangat membantu :v balik komen
ReplyDeletetrimakasih sudah mampir
ReplyDeleteterima kasih infonya, sangat membantu dalam membuat tugas, sekali lagi terima kasih ^_^
ReplyDelete