Media belajar Media belajar Author
Title: Pengertian Gender dan Sex
Author: Media belajar
Rating 5 of 5 Des:
1.   Pengertian Gender Memahami konsep gender harus membedakan antara kata gender dan kata sex (jenis kelamin). Jenis kelamin merupakan ...
1.  Pengertian Gender
Memahami konsep gender harus membedakan antara kata gender dan kata sex (jenis kelamin). Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Secara pemanen tidak berubah dan sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat itu sendiri dapat terjadi dari waktu ke waktu. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, bisa berubah dari suatu kelas ke kelas yang lain (Fakih, 2012: 7-9).
Jenis kelamin (sex) dan gender itu berbeda antara lain sebagai berikut: 1) seks (a) perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Perempuan menghasilkan sel telur, dapat menyusui dan melahirkan, sedangkan laki-laki tidak dapat menyusui dan melahirkan. (b) Perbedaan seks tidak berubah dari waktu ke waktu. Laki-laki tidak mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil. 2) Gender (a) merupakan pembedaan peran, hak dan kewajiban, kuasa, dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Pembedaan gender bukan kodrat, melainkan buatan manusia. Gender berubah dari waktu ke waktu. Setiap peristiwa dapat berubah hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
2.    Perbedaan gender melahirkan ketidakadilan
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yakni: Marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotip atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender (Fakih, 2012: 12-13)
a)    Gender dan Marginalisasi Perempuan
Ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan, disebabkan oleh gender. Dari segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi dan kebiasaan atau bahkan asumsi ilmu pengetahuan.
Di Jawa misalnya, program revolusi hijau dengan memperkenalkan jenis padi unggul yang tumbuh lebih rendah, dan pendekatan panen dengan sistem tebang menggunakan sabit, tidak memungkinkan lagi panenan dengan ani-ani, padahal alat tersebut melekat dan digunakan oleh kaum perempuan. Akibatnya banyak kaum perempuan miskin di desa termaginalisasi, yakni semakin miskin dan tersingkir karena tidak mendapatkan pekerjaan di sawah pada musim panen.

b)   Gender dan Subordinasi
Pandangan gender menimbulkan subordinasi terhadap perempuan. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Subordinasi karena gender tersebut terjadi dalam segala macam bentuk yang berbeda dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu. Dalam rumah tangga masih sering terdengar jika keuangan keluarga sangat terbatas, dan harus mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak-anaknya maka anak laki-laki akan mendapatkan prioritas utama.

c)    Gender dan Stereotipe
Secara umum stereotipe adalah pelabelan atau peandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Salah satu jenis stereotipe itu adalah yang bersumber dari pandangan gender. Misalnya, penandaan yang berawal dari asumsi bahwa perempuan bersolek adalah dalam rangka memancing perhatian lawan jenisnya, maka setiap ada kasus kekerasan atau pelecehan seksual selalu dikaitkan dengan stereotipe ini. Masyarakat beranggapan bahwa tugas utama kaum perempuan adalah melayani suami. Stereotipe ini berakibat wajar sekali jika pendidikan kaum perempuan dinomorduakan. Banyak peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur dan kebiasaan masyarakat yang dikembangkan karena stereotipe tersebut.

d)   Gender dan Kekerasan
Kekerasan (violence) adalah serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Pada dasarnya, kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Banyak macam dan bentuk kejahatan yang bisa dikategorikan sebagai kekerasan gender, yakni:
Pertama, bentuk pemerkosaan terhadap perempuan, termasuk perkosaan dalam perkawinan. Perkosaan terjadi jika seseorang melakukan paksaan untuk mendapatkan pelayanan seksual tanpa kerelaan yang bersangkutan.
Kedua, tindakan pemukulan dan serangan fisik yang terjadi dalam rumah tangga (domestic violence). Termasuk tindak kekerasan dalam bentuk penyiksaan terhadap anak-anak (child abuse).
Ketiga, bentuk penyiksaan yang mengarah kepada organ alat kelamin (genital mutilation) misalnya penyunatan terhadap perempuan.
Keempat, kekrasan dalam bentuk pelacuran (prostitution). Pelacuran merupakan bentuk kekrasan terhadap perempuan yang diselenggarakan oleh suatu mekanisme ekonomi yang merugikan kaum perempuan.
 Kelima, kekrasan dalam bentuk pornografi. Pornografi adalah jenis kekerasan lain terhadap perempuan. Jenis kekerasan ini termasuk kekerasan nonfisik, yakni pelecehan terhadap kaum perempuan di mana tubuh perempuan dijadikan objek demi keuntungan seseorang.
Keenam, kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi dalam keluarga berencana (enforced sterilization). Dalam rangka memenuhi target mengontrol pertumbuhan penduduk, perempuan seringkali dijadikan korban demi program tersebut, meskipun semua orang tahu bahwa persoalannya tidak saja pada perempuan melainkan berasal dari kaum laki-laki juga.
Ketujuh, jenis kekerasan terselubung (molestation), yakni memegang atau menyentuh bagian tertentu ari tubuh perempuan dengan pelbagai cara dan kesemptaan tanpa kerelaan si pemilik tubuh.
kedelapan, tindakan kejahatan terhadap perempuan yang paling umum dilakukan di masyarakat yakni yang dikenal dengan pelecehan seksual.

e)    Gender dan Beban Kerja
Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan.

3.    Perjuangan gender
Perjuangan adalah usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya dalam merebut sesuatu (KBBI, 2013:590). Pertama-tama perlu upaya-upaya bersifat jangka pendek yang dapat memecahkan masalah-masalah praktis ketidakadilan tersebut. Sedangkan langkah berikutnya adalah usaha jangka panjang untuk memikirkan bagaimana menemukan cara strategis dalam rangka memerangi ketidakadilan (Fakih, 2010: 154-156). Untuk memerangi ketidakadilan, harus melakukan perjuangan gender  meliputi:
a.    Perempuan mampu membatasi masalahnya sendiri. Misalnya dalam hal mengatasi masalah marginalisasi perempuan di berbagai projek peningkatan pendapatan kaum perempuan dalam program pengembangan masyarakat dan menjalankan kekuasaan di sektor publik.
b.    Perlu diupayakan pelaksanaan pendidikan dan mengaktifkan berbagai organisasi atau kelompok perempuan untuk jangka pendek.
c.    Kaum perempuan mulai memberikan pesan penolakan secara tegas kepada mereka yang melakukan dan pelecehan agar tindakan kekerasan dan pelecehan tersebut terhenti.
d.   Perlu dikembangkan kelompok perempuan yang memungkinkan mereka saling membahas dan saling membagi rasa pengalaman untuk berperan menghadapi masalah kekerasan dan pelecehan.
e.    Melancarkan kampanye kesadaran kritis dan pendidikan umum masyarakat untuk menghentikan pelbagai bentuk ketidakadilan gender.
Melakukan studi tentang pelbagai bentuk ketiakadilan gender dan manifestasinya baik di masyarakat, negara maupun dalam rumah tangga. Selanjutnya melakukan advokasi guna mencapai perubahan kebijakan, hukum dan aturan pemerintah yang dinilai tidak adil terhadap kaum perempuan.

About Author

Advertisement

Post a Comment

komentar yang sopan sopan saja

 
Top